"Apakah tujuan kita hidup di dunia?"
"Apa yang ingin kita capai di dunia?"
"Apa yang sudah kita lakukan selama kita hidup?"
Sejujurnya pertanyaan-pertanyaan itu saya lontarkan kepada diri saya sendiri. Air mata. Iya, air mata. Mungkin itulah jawaban yang bisa saya berikan. Ketika air mata menjadi jawaban, maka jawabannya mungkin bisa jadi ambigu, hanya kita sendiri yang tahu.
Hari demi hari, bahkan sejak sebelum kita diciptakan kita sudah mengetahui apa yang menjadi tugas kita di dunia. Kita semua sudah memiliki buku takdir yang sudah tercatat di lauhul mahfuz. Ada hal yang bisa dirubah, ada juga yang tidak.Tinggal penentunya adalah diri kita sendiri yang akan melakoni setiap kehidupan di dunia.
Semua manusia sebenarnya sama, semua memiliki kelebihan maupun kekurangan masing-masing. Tinggal kitalah yang akan menentukan bagaimana kita membawa kelebihan dan kekurangan yang diberikan itu. Apakah kita akan menjadikan segala kekurangan dan kelebihan itu sebagai satu kesatuan yang positif, ataukah sebaliknya.
Dunia itu sebenarnya adalah tempat pesta yang sangat meriah. Bayangkan seluruh manusia menjalankan perannya masing-masing dalam pesta tersebut, pesta yang berlangsung mulai saat alam semesta ini diciptakan sampai nanti dihancurkanNya. Semua menjadi tokohnya sendiri. Saya teringat akan sebuah kalimat dalam buku Alchemist karya Paulo Coelho yang kurang lebih begini: "Besi tak perlu sama dengan tembaga, tembaga tak perlu sama dengan emas. Masing-masing memerankan fungsinya masing-masing sebagai suatu unsur yang unik". Saya mengartikannya bahwa jadilah diri sendiri, karena setiap manusia memiliki karakter unik yang tidak mungkin dimiliki satu orang lain pun. Jika banyak orang mengatakan a baik, tapi buat kita tidak, mungkin bagi orang lain a indah, tapi buat kita tidak. Maka, percayalah kata hatimu. Kata yang tidak mungkin berhianat bagi pemiliknya. Dengarlah, tak perlu ikut-ikutan.
Hahay, pembahasannya ngawur ya? Maaf, saya hanya menuliskan apa yang ada dipikiran saja. Entah strukturnya bagaimana.
Okay. Segala sesuatu yang ada di jagat raya ini berasal dari Satu. Ceritanya ditulis oleh yang Maha Satu. Akhirnya pun Dia yang tentukan.
Mengenai tujuan, peran dan pencapaian kita di dunia. Saya pun masih menanyakan hati, apakah jawaban sebenarnya. Apakah kita di dunia akan menjadi sesuatu yang benar hidup? Ataukah hanya menjadi seonggok bangkai yang berjalan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar